Indramayu, plumbon-indramayu.desa.id II Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Surat Edaran Nomor 400.3/1989-Disdikbud yang ditandatangani oleh Bupati Indramayu Lucky Hakim, mengumumkan pelaksanaan lima hari sekolah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tahun ajaran 2025/2026.
Bupati Indramayu Lucky Hakim melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Caridin menjelaskan, dalam pengaturan jadwal pembelajaran lima hari sekolah sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing satuan pendidikan, dengan kewajiban melaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu.
“Untuk tahun ajaran baru ini, SMP di Indramayu mulai menerapkan lima hari sekolah dengan jam masuk pukul 06.30. Jadi masuk lebih awal dibanding sebelumnya,” ujar Caridin saat dikonfirmasi, Minggu (13/7/2025).
Durasi waktu pembelajaran minimal untuk hari Senin hingga Kamis adalah 8,75 jam pelajaran per hari, dimulai pukul 06.30 WIB. Sementara itu, untuk hari Jumat, waktu pembelajaran dimulai pukul 06.30 WIB dengan durasi minimal 6 jam pelajaran.
Kenapa SD dan PAUD Belum Ikut?
Kebijakan lima hari sekolah ini, lanjut Caridin, untuk sementara hanya diberlakukan di jenjang SMP. Sementara jenjang PAUD dan SD masih tetap masuk seperti biasa, yakni enam hari sekolah, mulai Senin sampai Sabtu.
Alasan utamanya adalah karena di Indramayu terdapat kebijakan wajib belajar Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA). Banyak siswa SD yang siang harinya melanjutkan pendidikan agama di madrasah diniyah, sehingga jika diberlakukan lima hari sekolah, dikhawatirkan akan mengganggu jadwal belajar agama mereka.
“Untuk SD memang masih tetap enam hari sekolah. Karena sebagian besar siswa SD di Indramayu siangnya belajar di MDTA. Kalau langsung lima hari sekolah nanti malah bentrok,” jelas Caridin.
Caridin menegaskan, pihaknya masih akan melakukan kajian dan diskusi lebih lanjut dengan para ulama terkait kemungkinan penerapan lima hari sekolah di jenjang SD. Sebab, persoalan pendidikan agama di madrasah diniyah menjadi salah satu pertimbangan utama.
“Kedepannya untuk SD perlu ada kajian dulu dengan para tokoh ulama. Karena banyak yang keberatan jika lima hari sekolah langsung diterapkan ke SD, sementara anak-anak siangnya masih harus belajar agama,” pungkasnya. (sw/pemdesplumbon)